
Menurut rencana, kredit yang akan disalurkan melalui Bank BRI dan Bukopin itu dilaksanakan dalam tiga tahun. "Dua ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut dilibatkan guna membina penerima kredit sehingga tujuan pengentasan kemiskinan dan penanggulangan pengangguran tercapai," kata Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali usai pertemuan Lembaga Ekonomi NU dan Muhammadiyah di Istana Wakil Presiden kemarin.
Setiap UKM akan mendapatkan plafon kredit senilai Rp 8 juta. Penerima bebas menggunakan kredit untuk berusaha di berbagai sektor, sepanjang bersifat produktif. "Potensi kredit macet diperkirakan lima persen," terang Suryadharma. Agar kredit yang diberikan tepat sasaran, ketua umum DPP PPP itu meminta NU dan Muhammadiyah menyusun rumusan kebijakan distribusi kredit untuk sektor UKM.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai, penyaluran kredit bagi UKM binaan NU dan Muhammadiyah akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, kredit lunak tersebut diharapkan mampu mengimbangi sistem ekonomi nasional yang kapitalistik.
"Sistem ekonomi yang kapitalistik ini akan memperdalam jurang antara yang kaya dan miskin. Kita harapkan kredit ini mampu menjadi penyeimbang sehingga kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin tidak terlalu dalam," katanya. (Rabu : 7/11/2007)